Wamen ATR/Waka BPN Ossy Dermawan Dorong Pemanfaatan Tanah Ulayat di Bali
Butonpos.com,Jembrana– Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Ossy Dermawan, bersama masyarakat Desa Asahduren, Kabupaten Jembrana, melakukan penanaman pisang cavendish di tanah ulayat desa tersebut, Jumat (28/02/2025). Kegiatan ini merupakan simbolisasi dari Penataan Akses terhadap tanah ulayat pertama di Indonesia.
Legalisasi Tanah Ulayat untuk Kepastian Hukum
Pada tahun 2023, Kementerian ATR/BPN melalui Kantor Wilayah (Kanwil) BPN Provinsi Bali telah menyerahkan sertipikat tanah ulayat kepada masyarakat hukum adat Desa Asahduren. Sertifikasi ini bertujuan memberikan kepastian hukum, sehingga tanah adat dapat dimanfaatkan secara lebih optimal.
Wamen Ossy menyampaikan bahwa legalisasi tanah ulayat ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat. “Tanah ulayat yang begitu dihargai oleh desa adat kini bisa dimanfaatkan secara maksimal. Ini sangat menggembirakan, mengingat masih banyak tanah ulayat yang belum terkelola dengan baik,” ujarnya.
Kolaborasi untuk Kemandirian Ekonomi
Agar tanah ulayat semakin bermanfaat, Kementerian ATR/BPN bekerja sama dengan PT Nusantara Segar Abadi (NSA) dalam memberikan akses ekonomi kepada masyarakat. Program ini meliputi penyediaan bibit pisang cavendish, alat pertanian, pendampingan teknis, serta jaminan pasar melalui sistem offtaker.
Wamen Ossy menekankan pentingnya kerja sama semua pihak. “Saya berpesan kepada masyarakat dan PT NSA untuk terus menjalin kolaborasi yang baik. Kenali keterbatasan yang ada, saling mendukung, dan tetap menjaga kesepakatan yang telah dibuat,” tuturnya.
Potensi Ekonomi Pisang Cavendish
Direktur Jenderal (Dirjen) Penataan Agraria, Yulia Jaya Nirmawati, mengungkapkan bahwa program ini melibatkan 900 kepala keluarga dengan luas lahan 9.800 m². Ia menjelaskan bahwa pisang cavendish memiliki nilai ekonomi tinggi, permintaan pasar stabil, serta mudah dikelola masyarakat lokal.
“Saya harapkan ini menjadi contoh pemanfaatan tanah yang optimal sesuai potensi daerah. Dengan produksi pisang cavendish yang berkelanjutan, masyarakat bisa mendapatkan manfaat ekonomi yang maksimal,” ungkap Yulia.
Harapan untuk Masa Depan
Turut mendampingi Wamen ATR/Waka BPN dalam kegiatan ini, Staf Khusus Bidang Reforma Agraria Rezka Oktoberia serta Tenaga Ahli Bidang Administrasi Negara dan Good Governance Ajie Arifuddin.
Dengan adanya program ini, diharapkan Desa Asahduren dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengoptimalkan tanah ulayat sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.
Redaksi Butonpos, 1 Maret 2025.