Kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Buton nomor urut 01, Syaras Wati dan Rasyd Mangura, yang berlangsung di lapangan bola Kecamatan Wolowa, Kabupaten Buton, baru-baru ini menuai kontroversi. Pasalnya, dalam kegiatan tersebut, pasangan calon ini diduga membagikan beras 5 kilogram kepada warga dengan menukarkan kupon bertuliskan “Syrah,” yang dianggap sebagai bagian dari strategi kampanye mereka.
Beberapa warga mempertanyakan praktik ini, termasuk Tatik, yang mengungkapkan kekhawatirannya. “Saat kampanye, kami diberi kupon bertuliskan Syrah untuk ditukar dengan beras 5 kg. Saya khawatir ini adalah bagian dari upaya memengaruhi dukungan masyarakat bagi paslon 01, Syaras Wati dan Rasyd Mangura,” ujarnya.
Banyak warga yang datang untuk mendengarkan visi-misi pasangan calon, namun justru menerima pembagian beras. “Kami berharap bisa mendengar program yang jelas, tapi yang terjadi adalah pembagian beras. Ini terkesan seperti upaya mencari dukungan lewat pemberian bahan pokok,” ungkap seorang warga yang memilih tetap anonim.
Pertanyaan pun muncul di masyarakat: Bukan kah ini semacam pembodohan kepada masyarakat?”Pembagian beras dalam kampanye dinilai sebagai bentuk manipulasi, di mana bantuan materi sesaat digunakan untuk mengarahkan dukungan politik. Praktik semacam ini dinilai bisa mengalihkan perhatian masyarakat dari memilih berdasarkan program, visi, dan misi yang ditawarkan, dan malah terfokus pada pemberian materi singkat.
Kondisi ini dapat merugikan proses demokrasi yang sehat, di mana seharusnya calon pemimpin dipilih berdasarkan integritas, kemampuan, dan komitmen mereka untuk membawa perubahan jangka panjang. Jika praktik semacam ini terus berlanjut, masyarakat mungkin terus terjebak dalam pola pikir jangka pendek, di mana mereka rentan terhadap pengaruh materi ketimbang partisipasi politik yang cerdas dan sadar.
Hingga kini, pasangan calon 01, Syaras Wati dan Rasyd Mangura, belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan penggunaan pembagian beras dalam kampanye mereka. Sorotan publik terus berlanjut terhadap kampanye ini, yang dinilai lebih fokus pada pembagian materi ketimbang penyampaian program yang jelas dan berdampak jangka panjang.
Butonpos-25/Oktober/2024