Butonpos.com, Pasarwajo – Kesultanan Buton menegaskan bahwa pengangkatan Parabela Ogena yang baru, Alimani, S.Sos., M.Si., telah dilakukan secara sah dan sesuai dengan tatanan adat Kesultanan Buton. Prosesi pengangkatan ini berlangsung khidmat, disaksikan langsung oleh utusan resmi Kesultanan, termasuk Bontona Bhaaluwu Yansur, Kapitalao Arifin, Bontona Peropa Arif Tasila, Bontona Gama Madjid, Lakina Lakudo La Ode Yusri, dan Parabela Kambulabulana. Kehadiran mereka memperkuat keabsahan upacara ini sebagai prosesi adat yang telah memenuhi seluruh ketentuan yang berlaku.
Namun, pengangkatan Parabela Ogena Alimani, S.Sos., M.Si., mendapat kritikan dari mantan Parabela Wasaga, Lasihadi, bersama beberapa petuah adat di Wasaga. Mereka mengklaim bahwa pengangkatan tersebut sebagai bentuk pengabaian terhadap adat, dan menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak berbasis pada sejarah adat yang berlaku. “Tidak pernah ada yang namanya Parabela Ogena. Ini adalah pengangkatan yang tidak memiliki dasar yang kuat dalam tradisi dan sejarah adat kita,” tegas Lasihadi.
Pihak Kesultanan Buton menilai pernyataan tersebut tidak berdasar dan terkesan “sok tahu,” seolah-olah mencampuri urusan internal Kesultanan Buton, yang seharusnya menjadi kewenangan penuh Kesultanan.
Dalam pernyataannya, Alimani menyatakan, “Saya sebagai Parabela Ogena adalah hanya perpanjangan tangan dari pihak Kesultanan Buton, terkhusus Kadhie Kadhie di Sampolawa. Tugas saya adalah perpanjangan tangan dari pihak Kesultanan Buton untuk bersama-sama membangun dan menjaga warisan budaya yang sudah diwariskan oleh para leluhur kita. Saya bertugas untuk menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya dan memastikan bahwa semua keputusan yang diambil selalu selaras dengan nilai-nilai adat dan kepentingan masyarakat.” Ia menambahkan, “Saya sangat menyesalkan sikap mantan Parabela Wasaga, Lasihadi, yang mengatakan hal-hal yang dianggap tidak etis. Saya ingin menegaskan bahwa dalam menjalankan tugas sebagai Parabela Ogena, saya tidak akan mencampuri apa yang menjadi adat dan kebiasaan yang sudah diwariskan secara turun-temurun.”
“Kami menghargai pandangan setiap pihak, namun kami tegaskan bahwa kritik dari mantan Parabela Wasaga ini tidak berdasar dan terkesan mencampuri urusan internal Kesultanan Buton. Pengangkatan Parabela Ogena Alimani telah dilaksanakan sesuai adat, dengan persetujuan para sesepuh dan disaksikan langsung oleh utusan resmi Kesultanan,” ungkap perwakilan Kesultanan Buton.
Kesultanan berharap masyarakat tidak terpengaruh oleh pernyataan yang tidak berdasar ini, dan mengajak seluruh pihak untuk lebih mengutamakan persatuan demi menjaga harmoni di Buton. Kesultanan juga mengundang semua pihak, termasuk mantan Parabela Wasaga, untuk mendukung Parabela Ogena Alimani, S.Sos., M.Si., dalam mengemban tugasnya dengan bijaksana demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan pengangkatan ini, Parabela Ogena Alimani diharapkan akan terus menjaga nilai-nilai luhur budaya Buton, memprioritaskan kepentingan masyarakat, dan memperkuat persatuan serta keharmonisan di wilayah.
Redaksi Butonpos – Samsul