Butonpos.com, Koholimombono – Masyarakat Holimombo memiliki warisan budaya yang kaya dan sakral, di mana adat dan agama saling melengkapi dalam menciptakan harmoni kehidupan. Keseimbangan ini terlihat dalam struktur kepemimpinan yang dihormati oleh seluruh masyarakat, di mana tokoh-tokoh adat dan agama memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing dan menjaga kelestarian tradisi.
Para tokoh adat dan tokoh agama diangkat langsung oleh masyarakat, berdasarkan keputusan syara Holimombo itu sendiri. Mereka dipilih melalui proses yang sangat dihormati, yang melibatkan musyawarah dan pertimbangan matang untuk memastikan bahwa mereka yang dipilih adalah figur yang memenuhi kriteria dan mampu menjalankan tugas dengan bijaksana.
Dalam tatanan adat, Parabela, sebagai pemimpin tertinggi adat, diangkat oleh masyarakat melalui proses yang sah menurut tradisi Holimombo. Parabela bertanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai adat dan memimpin dalam upacara-upacara adat yang memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat. Di bawahnya, terdapat Waci, Parabela Anamohane, Pocuno Liwu, dan Parika, yang turut membantu dalam menjaga keberlanjutan dan keharmonisan adat yang berlaku.
Di sisi agama, Imam, yang memimpin kehidupan spiritual masyarakat Holimombo, juga dipilih oleh masyarakat dan disahkan oleh syara. Tugas Imam adalah membimbing umat dalam menjalankan ibadah dan menjaga spiritualitas masyarakat. Selain Imam, tokoh-tokoh agama seperti Khotib, Moji, dan Mukimu atau Marbot juga diangkat oleh masyarakat dan memiliki peran masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan, seperti penyampaian khotbah, doa, dan pemeliharaan masjid.
Selain para tokoh utama tersebut, masih ada jabatan-jabatan lain yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Holimombo. Jabatan-jabatan ini mungkin tidak disebutkan satu persatu, namun mereka tetap memiliki kontribusi yang sangat berharga dalam menjaga dan melestarikan adat dan agama yang telah turun-temurun. Setiap jabatan memiliki fungsinya sendiri, baik dalam hal pemerintahan adat, pelaksanaan upacara adat, maupun pengelolaan kehidupan spiritual masyarakat.
Proses pemilihan tokoh adat dan agama ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan penghormatan terhadap tradisi, karena mereka adalah pemimpin yang akan membimbing masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam hal adat maupun agama. Dengan sistem ini, masyarakat Holimombo berhasil menjaga keseimbangan antara adat dan agama yang sudah ada sejak zaman Kesultanan Buton, memastikan bahwa warisan budaya dan nilai-nilai spiritual tetap terjaga dan dihormati hingga saat ini.
- Butonpos 28/1/2024