Butonpos.com.Matanauwe — Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Farid Bachmid, dalam orasi politiknya di hadapan warga masyarakat desa Matanauwe pada Minggu malam 11 November 2024, pukul 20.30 WITA. Ia mengingatkan para PNS, honorer dan perangkat desa agar tidak terpengaruh atau mengikuti tekanan dari para pejabat tertentu terkait pemilihan pasangan calon (Paslon) di Pilkada mendatang.
“Sebagai aparatur negara, anda semua memiliki hak politik yg sama untuk memilih sesuai hati nurani tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun. Tidak ada yg berhak memaksakan pilihan politik kepada anda semua, apa lagi sampai mengancam atau mendikte,” tegas Farid dgn suara yg keras dalam orasinya.
Ketua partai yg berlambang banteng moncong putih, Farid menyampaikan bahwa dalam demokrasi yg sehat , setiap warga negara termasuk PNS dan honorer, berhak memilih tanpa rasa takut atau paksaan. Ia juga menekankan pentingnya menjaga integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara kata Farid.
“Jangan biarkan politik memecah belah kita. Pilihlah pemimpin yg berdasarkan visi dan misi yg jelas untuk kemajuan daerah, bukan karena tekanan atau iming iming dari pihak tertentu,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Farid Bachmid juga menyampaikan bahwa PDIP selalu mencium aroma politik yg tidak sedap dan berkomitmen untuk terus mendukung para PNS dan honorer agar tetap menjalankan tugasnya dgn baik, tanpa adanya intervensi politik yg merugikan. Menurutnya, situasi ini juga menjadi bagian dari upaya untuk menjaga netralitas birokrasi dalam setiap momentum pilkada.
Farid Bachmid berharap agar seluruh aparatur pemerintah bisa menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjaga kedewasaan dalam berpolitik, dan menciptakan pilkada yg jujur, adil dan bebas dari intimidasi, hal ini sama penyampaiannya pada saat Farid berorasi di hadapan warga dusun Lahindaro—Lapaleagi di desa Kumbewaha pada minggu sore tegasnya lagi.
Calon bupati no urut 3, H. La Ode Naane dalam bentuk cerita politiknya, berkomitmen untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat desa. Salah satu program unggulannya, tamba Naane adalah membuka lapangan kerja kebersihan di setiap desa, yg melibatkan ibu ibu dan bapak bapak sebanyak 20 sampai 50 orang/desa, sebagai tenaga kerja dgn gaji 250 ribu per bulan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.
Menurut H. Naane menambahkan, kebersihan adalah salah satu aspek penting dalam menciptakan kualitas hidup yg lebih baik. Dengan melibatkan warga desa, terutama ibu rumah tangga dan pria, mereka berharap dapat memberikan kesempatan ekonomi sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kata H. Naane.
Selain itu kata Naane, kami juga berjanji untuk meningkatkan insentif bagi para pemangku adat dan tokoh agama. Kami memahami peran penting yg di mainkan para pemangku adat dan tokoh agama dalam menjaga stabilitas sosial dan mempererat persatuan di tengah masyarakat. Dengan meningkatkan insentif, di harapkan para pemangku adat dan tokoh agama bisa optimal dalam menjalankan tugas mereka dalam memberikan bimbingan moral dan sosial kepada masyarakat, ujar Naane.
“Program ini adalah wujud perhatian kami terhadap kesejahteraan masyarakat desa serta pengakuan atas peran penting para pemangku adat dan tokoh agama dalam pembangunan sosial dan budaya di daerah kita,” ujar Naane dalam pernyataan resmi.
Melalui kebijakan ini, Paslon no urut 3 berharap dapat menciptakan desa yg lebih bersih, lebih sejahtera, dan lebih harmonis. Program ini juga di harapkan dapat membuka peluang bagi perempuan dan laki laki di desa untuk berperan aktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial komunitas mereka.’ Penyampaian ini sama juga di saat berpidato di dusu Lahindaro—Lapaleagi desa Kumbewaha pada minggu sore pukul 15.00 wita, tutup H. La Ode Naane.
Sementara calon wakil bupati H. Akalim, menambahkan dan menegaskan bahwa pentingnya peran tokoh adat dan tokoh agama dalam mendukung pembangunan daerah. Dalam beberapa kesempatan calon wakil bupati H. Akalim mengungkapkan bahwa doa dan dukungan dari tokoh agama dan tokoh adat sangat berpengaruh dalam menciptakan ke damaian, serta memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat.
“Tokoh adat dan tokoh agama memiliki peran penting dalam membimbing masyarakat menuju kehidupan yg lebih baik kata Akalim. Doa mereka sangat berarti, dan untuk itu, pemerintah perlu memberikan perhatian serta insentif yg layak bagi mereka. Dengan adanya perhatian ini, tokoh adat dan agama akan lebih maksilamal dalam menjalankan tuga s mereka, termasuk dalam memberikan doa dan nasehat yg membangun,” ujar calon wakil bupati tersebut dalam kampanyenya.
Menurut Akalim, peran moral spiritual yg di berikan oleh tokoh agama dan adat sangat vital untuk menjaga keharmonisan masyarakat dan memperkuat rasa persatuan. Mereka berperan sebagai penyeimbang di tengah tantangan yg di hadapi oleh masyarakat, baik dalam segi sosial, ekonomi, dan budaya.
Lebih lanjut, Akalim menyatakan bahwa pemerintah yg baik tidak hanya memperhatikan aspek pembangunan fisik dan infrastruktur, tetapi juga harus memikirkan kesejahteraan sosial dan moral masyarakat, yg dapat mendorong dgn dukungan dari tokoh tokoh adat dan agama.
“Selain memberikan insentif yg layak, pemerintah juga harus melibatkan tokoh tokoh tersebut dalam proses pengambilan keputusan untuk memastikan kebijakan yg di ambil benar benar mencerminkan kebutuhan masyarakat, pernyataan ini sama halnya yg di sampaikan saat kampanye tatap muka di dusun Lahindaro– Lapaleagi, desa Kumbewaha pada minggu sore pukul 15.00 WITA,” tambahnya.
Dalam kampanye tersebut di hadiri ratusan warga, baik dusun Lahindaro– Lapaleagi desa Kumbewaha, maupun di desa matanauwe
Dengan dukungan yg kuat dari tokoh agama dan adat, calon wakil bupati no 3 berkomitmen untuk membangun daerah yg lebih sejahtera, penuh kedamaian, dan saling menghormati antar sesama, tutup H. Akalim.
Redaksi Butonpos –La Unti