Butonpos.com, Buton — Drs. Basiran, M.Si, calon Bupati Buton yang dikenal dengan sebutan BATRAKAH (Basiran dan Rafiun, Amanah, Rakyat Sejahtera), terus memperlihatkan kedekatannya dengan masyarakat. Pada Jumat sore, 13 September 2024, sekitar pukul 16:00 WITA, Basiran mengunjungi warga Desa Kondowa, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton. Kehadirannya langsung disambut hangat oleh warga setempat, termasuk beberapa tokoh masyarakat, ibu-ibu, serta kalangan milenial yang turut menghadiri pertemuan tersebut.
Berbeda dari calon bupati dan wakil bupati lainnya, Basiran melakukan kunjungannya tanpa didampingi banyak tim sukses. Beliau mendatangi warga dari rumah ke rumah dengan tujuan bersilaturahmi dan mendengarkan langsung keluhan serta kebutuhan mereka. “Saya tidak datang untuk berkampanye, melainkan untuk bersilaturahmi dan mendengar apa yang menjadi persoalan saudara-saudara di sini,” ujar Basiran saat menyapa warga Desa Kondowa.
Dalam suasana yang penuh keakraban, Basiran juga menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang sederhana dan penyantun. Ia mengatakan, “Saya berasal dari keluarga yang biasa saja, sehingga saya paham betul dengan apa yang dialami masyarakat. Kesulitan yang kalian hadapi bukanlah sesuatu yang asing bagi saya. Karena itu, saya ingin mendengar langsung dan mencari solusi bersama-sama.”
Salah satu pertanyaan yang muncul dari warga adalah tentang masalah nelayan jaring pelingkar, atau lebih dikenal dengan Redi, yang datang dari luar daerah dan merusak mata pencaharian nelayan lokal. Menanggapi hal ini, Basiran berjanji akan segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk meminta bantuan Dinas Kelautan dan Pol Air guna mencegah masuknya nelayan tangkap dari luar daerah. “Jika tidak ada respons yang memadai dari pemerintah provinsi, saya akan mengambil langkah lebih lanjut dengan membuat peraturan daerah (Perda) yang khusus untuk mengatasi masalah ini,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Basiran juga menyampaikan visinya untuk bekerja tiga kali lebih cepat. “Kita harus bergerak lebih cepat agar perputaran perekonomian bisa meningkat, angka kemiskinan bisa turun, dan aktivitas masyarakat berjalan lebih dinamis. Dengan bekerja tiga kali lebih cepat, kita bisa menurunkan angka kemiskinan, memperbaiki kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan kegiatan ekonomi dalam waktu yang lebih singkat,” ujarnya dengan penuh semangat.
Setelah selesai menyapa dan berdialog dengan warga Desa Kondowa, Basiran melanjutkan perjalanannya ke Desa Holimombo Jaya (Belo) dengan tujuan yang sama—untuk bersilaturahmi dan mendengarkan aspirasi warga. Di sana, Basiran juga disambut dengan antusias oleh masyarakat yang berharap permasalahan mereka dapat diatasi di bawah kepemimpinan yang peduli seperti yang ditawarkan oleh BATRAKAH.
Dalam kunjungannya dari desa ke desa, Basiran menambahkan bahwa ia tidak ingin menyusahkan warga. “Saya tidak pernah ingin membebani warga, bahkan jika hanya disuguhkan air semangkuk atau makanan sederhana. Kedatangan saya untuk mendengar dan menyapa, bukan untuk merepotkan,” ungkapnya dengan penuh kerendahan hati.
Selain itu, Basiran juga menanggapi isu “serangan uang” yang ramai dibicarakan belakangan ini. “Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat tentang fenomena uang serangan yang menjadi trending topik akhir-akhir ini. Ada yang menjanjikan uang hingga satu juta rupiah per orang dan lainnya. Itu adalah bentuk kecurangan dan mengajarkan yang tidak benar. Belum menjadi pemimpin, sudah menyuap, apalagi jika sudah menjabat nanti. Semua ini adalah bentuk pembodohan kepada masyarakat dan membuka peluang besar untuk berbuat korupsi,” tegas Basiran.
Menurutnya, praktik-praktik semacam itu justru merugikan masyarakat dalam jangka panjang karena calon yang memulai dengan suap kemungkinan besar akan melanjutkannya dengan perilaku korupsi jika terpilih. “Kita harus bersama-sama melawan pembodohan seperti ini dan memilih pemimpin yang benar-benar ingin bekerja untuk rakyat, bukan yang membeli suara dengan uang,” tambahnya
samsul